Rasulullah Rasul Terakhir

Bukti kesempurnaan Al-Qur’an
Akhir-akhir ini umat Islam khususnya di Indonesia dikejutkan oleh pemberitaan di berbagai media masa tentang timbulnya berbagai paham aliran agama dan sosok pribadi yang mengaku menjadi nabi atau rasul Allah. Mulai dari Sosok Mirza Gulam Ahmad yang diakui nabi atau rasul bagi kelompok Ahmadiyah, Lia Aminuddin yang mengklaim dirinya sebagai nabi atau rasul yang menerima wahyu dari Allah, kemudian yang masih hangat adalah aliran Alqiyadah Al Islamiyah yang membai’at Ahmad Mushaddeq alias Haji salam sebagai rasul baru.Tiga aliran di atas telah ditetapkan oleh Fatwa Majlis Ulama Indonesia sebagai aliran Islam yang sesat, sebab sudah menyimpang jauh dari aqidah Islam yang sebenarnya. Aqidah Islam yang paling pokok berlandaskan kepada dua kalimat syahadat, yaitu syahadat tauhid dan syahadat rasul. Syahadat tauhid adalah pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan syahadat rasul adalah pengakuan bahwa Muhammad saw. adalah nabi dan rasul Allah. Penyimpangan tiga aliran di atas tentu dalam syahadat rasulnya. Mereka menggeser eksistensi nabi Muhammad saw. dengan nabi atau rasul-rasul baru yang mereka yakini. Lebih dari itu, para nabi dan rasul mereka juga mengklaim menerima wahyu dari Allah yang tentunya juga menggeser eksistensi Al Quran sebagai kitab suci umat Islam.Perkataan “nabi” dari segi bahasa berasal dari bahasa arab yang artinya “pembawa khabar / berita. Sedangkan “rasul” juga dari bahasa arab yang artinya “utusan”. Berdasarkan pengertian ini mungkin semua orang bisa menjadi nabi atau rasul. Namun berdasarkan pengertian istilah hukum Islam, nabi atau rasul adalah jabatan pemberian Ilahi terhadap orang-orang pilihan-Nya. Mereka dipercaya untuk menerima wahyu daripadaNya untuk diri mereka sendiri dan juga untuk umat manusia.Ada perbedaan antara nabi dan rasul. Menurut sebagian ulama adalah terletak pada ada tidaknya tanggung jawab untuk menyampaikan kembali risalah kepada umat manusia. Seorang nabi menerima wahyu hanya sebatas untuk dirinya sendiri, sedangkan seorang rasul menerima wahyu atau risalah selain untuk dirinya sendiri juga ada tanggung jawab untuk menyampaikan kepada umatnya. Jelas, setiap Rasul pasti nabi, tetapi tidak demikin sebaliknya.Menurut Imam Baidhawi, Rasul adalah orang yang diutus Allah dengan syari’at yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan al-Mukmin 78 yang artinya:“ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)”Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.”(QS. Al-Mu’min : 78)Dari ayat-ayat di atas dapat disimpulkan bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis perempuan. Jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad Saw. sebenarnya sangat banyak. Ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Qur’an dan ada yang tidak. Hadits riwayat Imam Ahmad di bawah ini menjelaskan tentang jumlah nabi dan rasul:”Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar.” (H.R. Ahmad)Berdasarkan hadits di atas jumlah nabi dan rasul ada 124.000 orang, diantaranya ada 315 orang yang diangkat Allah menjadi rasul. Diantara 315 orang nabi dan rasul itu, ada 25 orang yang nama dan sejarahnya tercantum dalam Al Quran dan mereka inilah yang wajib diketahui oleh umat Islam.Umat Islam hingga kini mengimani bahwa dari jumlah yang dua puluh lima tersebut, nabi Adam as. adalah nabi dan rasul Allah yang pertama. Sedangkan Nabi Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah ke muka bumi ini. Tidak akan ada lagi nabi atau rasul sesudah beliau saw. Hal ini merupakan keyakinan umat Islam yang sangat prinsip dan telah disepakati oleh seluruh ulama mutaqaddimin dan muta akh-khirin yang didasarkan kepada dalil naqli yang qath’i (pasti) dan dalil ‘aqli yang logis. Al-Quran surat Al Ahzab ayat 40 menegaskan bahwa Muhammad adalah “Khatamin nabiyyin” yang artinya penutup para nabi: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah rasulullah dan penutup para nabi. Dan adalah Allah maha mengetahui terhadap segala sesuatu. (Q.S. Al Ahzab: 40)Dalam hadits Mutawatir yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dari Anas bin Malik: “Sesungguhnya risalah kenabian itu telah habis. Maka tidak ada nabi dan rasul sesudahku. ( H.R. Ahmad bin Hambal)Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Ahmad Ibnu Hibban dari Abi Hurairah: “Sesungguhnya perumpamaan diriku dengan nabi-nabi sebelumku ádalah sama dengan seseorang yang membuat sebuah rumah; Diperindah dan diperbagusnya (serta diselesaikan segala sesuatunya) kecuali tempat (yang dipersiapkan) untuk sebuah batu bata di sudut rumah itu. Orang-orang yang mengelilingi rumah itu mengaguminya, tetapi bertanya: “Mengapa engkau belum memasang batu bata itu ?”Nabipun berkata: “ Sayalah batu bata (terakhir) –sebagai penyempurna – itu, dan sayalah penutup para nabi.” <>Setelah nabi Muhammad menyebarkan da’wahnya selama kurang lebih 23 tahun dan Al-Quran telah sempurna diterimanya dari Allah, maka Allah menyampaikan maklumatNya yang sangat monumental, tertuang dalam Q.S. Al Maidah ayat 3 yang artinya:“Pada hari ini Kusempurnakan untuk kamu agama kamu, dan telah kucukupkan ni’matKu, dan telah Kuridhai Islam menjadi agama buat kamu.” (Q.S. Al Maidah : 3)Ayat di atas adalah wahyu Allah yang terakhir diturunkan kepada nabi Muhammad Saw. Yang mengisyaratkan bahwa, Islam telah sempurna sebagai agama yang diridhaiNya dan bersumberkan dari wahyuNya. Artinya tidak perlu lagi ada tambahan atau pengurangan yang menggambarkan ketidaksempurna annya.Ayat tersebut juga menggambarkan bahwa pada saat itu tidak akan lama lagi nabi Muhammad saw. akan mengakhiri tugasnya sebagai pembawa risalah atau penyampai wahyu kepada umat manusia.Terbukti bahwa tidak lama setelah turunnya wahyu tersebut nabi Muhammad dipanggil oleh Allah. Seluruh hidup dan kehidupannya baik ucapan, perbuatan ataupun ketetapannya merupakan rujukan bagi umat Islam. Beliau adalah “Quran yang berjalan.” Beliau telah mewariskan dua pusaka bagi kita untuk dijadikan pedoman, yaitu Al Quran dan Sunahnya. Jika kita berpegang teguh kepada keduanya, maka kita tidak akan tersesat selama-lamanya sebagaimana dijelaskan dalam haditsnya:”Dua hal telah aku tinggalkan pada kalian, jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya. Dua perkara itu ialah Al Quran dan Sunah nabi. (H.R. Imam Malik)Cukuplah bagi umat Islam untuk menjadikan Al Quran dan sunah sebagai pembimbingnya. Tak ada satupun persoalan yang tidak bisa diselesaikan dengan Al Quran dan Sunah . Dengan demikian, jika ada lagi nabi setelah nabi Muhammad berarti wahyu Allah akan turun lagi dan akan ada lagi serentetan hadits dari nabi atau rasul yang baru tersebut. Ini berarti menunjukkan ketidak sempurnaan ajaran Allah, ketidak validan Al Quran, dan ketidak lengkapan atau kelemahan sunah nabi. Sungguh ini suatu hal yang sangat mustahil dan sangat bertentangan dengan pernyataan Allah dan Rasulullah. Dalam hal ini Syaikh Jamaluddin Muhammad Al Anshari dalam bukunya “ Lisanul Arab” mengatakan: “Merujuk kepada Al Quran dan hadits mutawatir, kalau ada orang yang mengatakan masih akan ada nabi setelah nabi Muhammad saw. atau ada orang yang mengaku menjadi nabi atau rasul maka mereka telah sesat dan kafir.”Lima belas abad yang lalu Rasulullah Saw. telah mengingatkan dalam haditsnya: “Tidak akan terjadi kiamat kecuali akan keluar (muncul) tukang-tukang bohong (para penipu) kira-kira 30 orang. Semuanya mengaku dirinya sebagai rasul Allah.” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah).

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.