Wahai Teroris, Apakah Kamu Beragama?
Oleh: Asro Kamal Rokan
Didik Achmad Taufik terbaring tidak berdaya. Hidupnya sederhana. Gajinya sebagai supervisor satpam Hotel JW Marriott habis untuk membiayai kehidupan istri dan kedua anaknya, Rafi Ansyah dan Keisya Naillah yang masih kecil. Kini, wajah, bawah telinga, kaki dan tangan lelaki itu terluka. Bom laknat pada Jumat 17 Juli lalu itu membuat keluarga sederhana itu menderita.
Bom JW Marriott dan Ritz Carlon di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, menewaskan sembilan orang dan melukai puluhan lainnya. Para teroris, perencana, pelaku, pemberi dana, dan bahkan mereka yang mengetahui, namun melindungi, tentu menikmati hasil kekejian mereka, seperti drakula yang puas menghisap darah….
Wahai Teroris, Apakah Kamu Beragama?
Oleh: Asro Kamal Rokan
Didik Achmad Taufik terbaring tidak berdaya. Hidupnya sederhana. Gajinya sebagai supervisor satpam Hotel JW Marriott habis untuk membiayai kehidupan istri dan kedua anaknya, Rafi Ansyah dan Keisya Naillah yang masih kecil. Kini, wajah, bawah telinga, kaki dan tangan lelaki itu terluka. Bom laknat pada Jumat 17 Juli lalu itu membuat keluarga sederhana itu menderita.
Bom JW Marriott dan Ritz Carlon di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, menewaskan sembilan orang dan melukai puluhan lainnya. Para teroris, perencana, pelaku, pemberi dana, dan bahkan mereka yang mengetahui, namun melindungi, tentu menikmati hasil kekejian mereka, seperti drakula yang puas menghisap darah.
Lihat pula ini: Chusnul Chotimah, korban Bom Bali I Oktober 2002 lalu. Bom Laknat itu membakar 60 persen tubuhnya. Kaki kirinya kini lumpuh. Warga Jl. Hang Tuah Gang II No.85, Sidoarjo, Jatim, itu menderita trauma dan cacat permanen. Setiap tiga bulan dia harus membayar Rp. 900 Ribu untuk pengobatan. Chusnul menderita selamanya.
Wahai para teroris, kami berkata kepadamu: “Perbuatan biadabmu telah menyebabkan anak-anak kehilangan ayahnya, kehilangan kasih sayang selamanya. Orang-orang tidak berdosa, bahkan diantara mereka mungkin saudaramu, bersimbah darah, cacat selamanya, dan lumpuh. Padahal mereka tidak ada salah apapun kepadamu, bahkan tidak pernah menjentikkan jari kakimu.”
Wahai para teroris, kami berkata kepadamu: “Apakah kamu beragama? Apa pun agamamu, membunuh pasti dilarang. Apalagi dalam agama Islam yang memuliakan kasih sayang dan mencintai sesama manusia. Seandainya perang sekalipun, diwajibkan melindungi perempuan, anak-anak, hewan, tumbuhan dan bahkan mengobati musuhmu yang cedera dan tidak berdaya, seperti Salahuddin Al-Ayyubi yang mengobati musuh utamanya, Richard I, The Lion Heart of England”
Jika kau mengaku beragam Islam, agama damai ini mengajarkanmu bahwa apabila kam membunuh suatu jiwa yang tak bersalah, itu sama artinya kamu membunuh manusia seluruhnya, Bahkan Rasulullah berkata, “Masuk neraka seseorang yang dengan sengaja tidak memberi makan kucingnya hingga kucing itu mati”.
Wahai para teroris, kami berkata kepadamu: “Kau tentulah orang-orang dungu dan sakit jiwa. Kau melawan musuhmu dengan cara membunuh saudara-saudaramu sendiri, yang tidak ada sangkut pautnya dengan musuh-musuhmu itu. Dan kau tentu tahu musuh-musuhmu tidak terpengaruh atas apa pun atas bom yang kau ledakkan. Tidakkah ini pekerjaan orang yang dungu dan sakit jiwa?”.
Wahai para teroris, kami berkata kepadamu: “Kau telah menjadikan rakyat bangsa ini menjadi musuhmu, padahal kami tidak pernah menyakitimu. Di mana hatimu, jiwamu, menjadikan rakyat bangsa ini menderita karena kebiadabanmu, nafsu jahatmu, kepengecutanmu. Bagaimana bisa hatimu tenang, tidurmu nyenyak dan bahkan kau berdoa untuk keselamatan dirimu dan keluargamu , sementara darah tergenang, kepala dan badannya lepas karena kebiadabanmu?”.
Wahai teroris, kami berkata kepadamu: “Apabila ibu, anak, istri dan keluargamu terbunuh, bagaimana perasaanmu? Jika kau manusia dan memiliki hati, pasti kau sedih, pilu, bahkan mungkin menjadi gila. Dapatkah kau mengatakan orang-orang yang kau cintai itu tewas sebagai bagian dari perjuangan, sementara mereka tidak ada hubungan apa pun dengan rencanamu. Mereka tidak berdosa, namun tewas berlumuran darah”.
Wahai teroris, kami berkata kepadamu: “Demi ibumu yang melahirkan, menyusui, berdoa agar kau menjadi anak yang baik dan berbakti, berhentilah membunuh, menyebar teror. Jangan biarkan darah mengalir , seperti darah yang mengalir dari rahim ibumu ketika melahirkanmu. Menyerahlah dan bertobatlah. Ibumu yang sudah wafat ataupun masih hidup pasti bangga punya anak yang pandai minta maaf, pandai mengasihi sesamanya, bukan orang-orang bengis dan dungu.”
Wahai teroris, ini kata-kata terakhir dari kami untukmu: “Berhentilah membunuh. Ketika kau membunuh orang-orang tidak bersalah kepadamu, sama saja kau membunuh seluruh manusia, termasuk ibumu, anakmu, istrimu dan keluargamu. Bagaimana kau bisa mendapatkan surga jika kau dengan sengaja dan sangat biadab membunuh saudara-saudaramu?
Referensi: Harian Republika, Rabu 22 Juli 2009 (dengan sedikit perubahan).
ya memang itu tidak bisa di benarkan 100%,tapi itu kan hanya efek dari sebuah rencana penghancuran aset milik amerika(jw marriot!!)yg notabenya kafir dan musuh ALLAH!!!so saya harap anda bisa memahami noordin m top!!WALAU SAYA SENDIRI BELUM BERANI MEMBENARKAN
Aslm. sebenarnya saya masih bingung mengatakan hal yang dilakukan Noordin M Top itu benar atau salah, karena disisi lain, hal itu bertujuan untuk menghancurkan amerika dan tempat2 maksiat, namun disisi lain pula itu membuat orang2 yg tak bersalah lainnya ikut kena. Kita doakan saja tujuan mereka memang benar.
aq setuju saef!!tapi bagaimanapun apa yang kita lakuakan harus berhati-hati agar benar,….